SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG – Ketua Komunitas Khasanah Budaya Tulungagung bersama Pemerintah Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu memeriksa beberapa temuan yang diduga benda purbakala, Jumat (16/9/2022).
Temuan ini berupa batu ambang pintu, batu lumpang dan dua sumur kuno di space tanah milik warga.
Korwil Balai Pemelihara Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur untuk wilayah Tulungagung, Hariyadi juga ikut melihat temuan ini.
Menurut Ketua Ketua Komunitas Khasanah Budaya Tulungagung, Bambang Eko Aryadi, temuan batu bagian ambang pintu sebenarnya sudah lama.
Di atasnya batu andesit ini ada inskripsi bertahun 1360 Saka, atau 1438 masehi.
“Dari literatur yang ada, angka itu adalah masa pemerintahan Ratu Suhita dari Majapahit,” terang Bambang.
Batu ambang pintu ini terletak di pekarangan belakang rumah warga.
Selain itu ada satu batu lumpang besar yang masih dirawat warga.
Bahkan batu lumpang ini masih dimanfaatkan warga untuk menumbuk jagung.
Sementara dua sumur tua berbentuk kotak, dengan dinding dari batu bata kuno ukuran besar.
Satu sumur ada di kebun yang bekas ditanami terong, satu lagi ada di halaman rumah warga.
Sumur ini ditutup beton, namun bisa dibuka dan diteliti bentuk dan strukturnya.
“Ada juga batu pipisan. Batu ini biasanya dipakai untuk menumbuk bumbu, seperti rempah untuk jamu,” sambung Bambang.
Dari temuan benda-benda ini, secara menyeluruh mengarah pada sebuah hunian atau permukiman.